
Pernahkah kamu bermain permainan seperti setan-setanan, kucing-kucingan, game of tag, atau apapun sebutannya di daerahmu waktu kamu masih kecil? Nah, bagaimana jadinya kalau permainan tersebut dibawa ke dalam bentuk video game dengan atmosfer kelam yang menyeramkan? Rasanya The Flock adalah salah satu game yang secara desain gameplaycukup dekat dengan deskripsi seperti itu.
Namun, game ini tidak hanya mengambil elemen permainan setan-setanan tadi saja. The Flock juga mengintegrasikan beberapa elemen permainan tradisional seperti Daruma-san (Red light, green light) dan juga petak umpet yang didampingi atmosfir seram yang entah mengapa sangat cocok dipadukan. Game ini juga mengusung konsep “terbatas” yang cukup aneh tapi menarik menurut saya.

Menurut Vogelsap selaku developer, The Flock merupakan sebuah game multiplayer asimetris. Kamu bisa saja bermain sebagai seorang mahkluk pembawa artefak yang disebut Carrier, atau kamu akan menjadi seekor monster dari sekelompok monster yang mengincar mahkluk tersebut.
Sebagai Carrier, kamu akan terus diincar oleh sekumpulan monster-monster yang berusaha memangsamu, tapi kamu punya alat untuk memusnahkan monster tadi yaitu dengan artefak menyala yang kamu bawa. Sementara itu, tugas para monster adalah membunuh pembawa artefak tadi demi berubah menjadi pembawa artefak itu sendiri.
Tentunya sinar dari artefak akan sangat berbahaya bagi monster, karena itu mereka memiliki kemampuan untuk berubah menjadi batu dengan cara tidak bergerak. Dengan menjadi batu, monster tidak akan terkena damagedari sinar yang ditembakkan oleh artefak milik Carrier.

Lalu, bagaimana cara kita tahu bahwa seorang pemain telah menjadi pemenang di sebuah permainan dalam The Flock? Pemenangnya ditentukan oleh siapa yang berhasil mencetak nilai terbanyak dengan menjadi Carrier. Jika kamu menjadi Carrier, maka nilaimu akan terus bertambah selama kamu belum mati.
Kamu juga bisa mendapatkan sejumlah poin secara sekaligus dengan mengaktifkan O.B.J.E.C.T.I.V.E. yang tersebar di peta. Sederhana bukan? Oh, hati-hati dalam melakukan respawn karena hal tersebut akan mengurangi nilai yang sudah kamu miliki.
Konsep yang dibawakan The Flock terhitung agak eksperimental namun benar-benar bisa dimainkan dan yang penting bisa dinikmati. Seperti layaknya sebuah permainan kejar-kejaran, kamu akan merasakan ketegangan dan ketakutan bila menjadi Carrier yang diincar monster. Sementara itu, menjadi monster membuatmu merasa menjadi seorang pemburu yang saling berebut mangsa dengan pemburu lainnya.
Menjadi monster adalah sebuah hal yang akan lebih sering kamu lakukan dalam The Flock. Maklum, hanya ada satu Carrier dalam setiap permainan. Monster memiliki kemampuan bergerak yang bisa dibilang cukup bebas dan gesit. Gravitasi hampir tidak memiliki efek yang berbahaya bagi para monster (kecuali jika kamu jatuh ke jurang) dan kamu bisa bergerak tidak hanya secara horizontal tapi juga vertikal seperti di atas bangunan atau tebing dengan sangat mudah.

Seperti yang saya sebutkan barusan, menjadi monster bukan berarti kamu tidak bisa mati dengan mudah. Jika kamu lengah sedikit dan lupa untuk berhenti ketika sinar artefak menyinarimu, maka seketika itu juga kamu akan mati. Jika kamu tidak ingin menjadi peringkat terbawah, maka sebaiknya kamu tetap memperhitungkan setiap gerak-gerik yang kamu lakukan layaknya seekor binatang buas sebelum menyergap mangsanya.
Lalu, bagimana rasanya menjadi mangsa di tengah gerombolan pemburu? Menjadi Carrier benar-benar sebuah peran yang sangat berbeda dalam The Flock. Rasa takut dan tegang akan kamu rasakan di setiap sudut peta selama permainanmu menjadi Carrier. Dengan kata lain, bersiaplah untuk menjadi paranoid.

Sebagai Carrier, kamu tidak bisa melompat dan gerakanmu tidak secepat para monster. Belum lagi, artefak yang kamu gunakan akan sesekali mengalami masalah seperti mati mendadak atau berkedip-kedip. Supaya artefak tersebut tetap menyala, kamu harus terus bergerak. Ini juga yang mendorong kamu untuk tidak bersembunyi, karena bersembunyi dalamgame ini sama saja dengan bunuh diri.
Saya bisa bilang bahwa The Flock adalah sebuah game yang sederhana dan adiktif, meskipun memang terkesan repetitif. Gameplay yang cukup sederhana ini selain membawa kamu menikmati seramnya kejar-kejaran antar pemain, juga memberikan nilai kompetitif yang unik dibanding gamekompetitif lainnya yang hanya memberikan nilai bila kamu membunuh pemain lain. Sayangnya, tidak adanya mode lain membuat game ini menjadi cukup membosankan dalam waktu cepat.

Visual yang disajikan dalam The Flock sebenarnya tidak terlalu spesial, namun termasuk memberikan kesan yang mendalam. Atmosfer kelam selalu terasa dengan minimnya pencahayaan dan rasa tidak aman bisa dirasakan para pemain Carrier bila melihat wujud para monster yang berkamuflase dengan bebatuan, patung, atau reruntuhan bangunan yang ada.
Presentasi sebagai monster juga ditunjukkan dengan sangat baik dengan sudut pandang kamera yang seakan-akan membuatmu benar-benar menjadi seekor monster buas. Suara juga sangat berperan penting dalamThe Flock dan saya merasa sangat terbantu bisa mendeteksi arah datangnya para monster lewat suara-suara liar yang mereka bunyikan.
Ada yang sedikit menggelitik pikiran saya begitu mengetahui bahwa The Flock hanya bisa dimainkan dalam waktu dan orang yang terbatas. Menurut Vogelsap selaku developer, diceritakan bahwa dunia The Flock memiliki populasi sebanyak 215,358,979 jiwa. Setiap kali Carrier atau monster mati, maka populasi tersebut berkurang sebanyak satu jiwa dan begitu populasi ini mencapai angka nol, maka The Flock tidak akan bisa dimainkan lagi kecuali untuk mereka yang sudah membelinya.

Untuk pemain yang sudah membelinya, begitu angka populasi mencapai nol mereka akan melihat sebuah ending dari game multiplayer ini. Ya, saya sendiri cukup terkejut mendengarnya. Ending dalam sebuah game multiplayer adalah hal yang saya rasa baru dalam dunia video game. Bahkan, kesannya seperti sang developer ingin “mematikan” game yang sudah susah payah mereka buat.
Mungkin kamu berpikir bahwa konsep keterbatasan tadi hanyalah sebuah taktik untuk menarik perhatian gamer. Saya rasa hal itu memang benar dan berhasil menarik perhatian setidaknya bagi saya. Namun mau apapun itu, saya merasa bahwa Vogelsap tidak hanya sekedar memberikan sebuah hiburan video game yang unik dalam The Flock, tetapi mereka ingin memberikan sebuah pengalaman yang tidak bisa dinikmati oleh orang banyak pada umumnya.

Jika kamu merasa bahwa kamu ingin mencoba sesuatu yang cukup berbeda dibanding game lainnya, mungkin kamu sebaiknya mencoba The Flocksebagai pilihan game alternatif terutama jika kamu sudah cukup jenuh dengan sejumlah game kompetitif (terutama FPS) yang itu-itu saja.
Dengan konsep yang menyeramkan bagaikan game horor, gameplay yang sederhana dan unik, serta sebuah ending yang menantimu setelah sekian lama bermain, mungkin ini adalah salah satu game yang setidaknya harus kamu coba untuk mainkan.
0 komentar :